Bias Jarak Muhammad dengan Tradisi Keagamaan Umat Islam Indonesia
Dalam menulis buku “Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa” khususnya sub pokok bahasan perbedaan antara santri dan abangan ini, Geertz memberikan deskripsinya secara umum tentang islam. Menurutnya, islam adalah ethical prophecy atau sebuah agama kenabian etis. Umat islam meyakini ajaran islam dengan perantara serangkaian nabi yang ditutup oleh Muhammad. Ia juga mengatakan bahwa jarak antara Muhammad dan tradisi keagamaan saat itu sangatlah panjang hingga telah mengalami perubahan-perubahan. Sepeninggal Muhammad, generasi berikutnya membaca ajaran Muhammad dari intepretasi orang-orang setelah Muhammad. Geertz mengatakan, “para pengikutnya sekarang tidak lagi hidup dalam gilang gemilangnya inovasi keagamaan seperti dulu, tetapi lebih di dalam sinar ortodoksi doktrinal yang agak suram, karena, sebagaimana juga dalam agama Kristen, sejumlah besar doktor-doktor terpelajar- kaum ulama (mereka yang aktif)- mengerubungi inti asli Islam dan menyelimutinya dengan konstruksi doktrin dan hukum, penafsiran dan kodifikasi yang telah disusun rapi.”Pada intinya pokok ajaran yang dibawa Muhammad adalah monoteisme. Pengakuan hanya ada satu Tuhan yaitu Allah. Dalam tulisannya itu, Geertz juga menjabarkan kelima rukun islam yaitu Syahadat, sholat lima waktu, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu.