Pages

Oleh-Oleh dari Seminar Nasional


Berawal dari keprihatinan dan keresahan, Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultasi Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Selasa ini (24/04/2010) menggelar satu acara suguhan akademis, yakni seminar nasional bertajuk “Penyatuan dan Pemisahan Mata Pelajaran Sosiologi dan Antropologi pada Kurikulum SMA”. Seminar yang dihadiri oleh sekitar 100 audience itu menghadirkan dua nara sumber yang kompeten, yaitu Prof. Dr. Sjafri Sairin, MA. (Guru Besar Antropologi pada Fakultas Ilmu Budaya UGM) dan Drs. Zulfikri Annas, M. Ed dari Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional.
            Keprihatinan dan keresahan yang melatarbelakangi penyelenggaraan seminar tersebut adalah fakta semakin terpinggirkannya mata pelajaran antropologi dalam kurikulum SMA. Seperti kita ketahui, kurikulum saat ini telah menempatkan mata pelajaran Antropologi dalam jurusan bahasa di SMA, ini berarti ia terpisah atau berdiri sendiri dari mata pelajaran sosiologi di jurusan IPS. Kenyataannya, tidak semua SMA di negeri ini bisa didapati jurusan bahasa. “separuh jiwaku hilang” kata Drs. MS. Mustofa, MA. selaku moderator dalam menggambarkan suasana batin pemisahan kedua mata pelajaran itu.
            Pertanyaan dari moderator yang mengantarkan pembahasan dari kedua nara sumber adalah; seberapa pentingkah sebenarnya ilmu antropologi bagi kehidupan kita? Mulai dari lingkungan sekolah, masyarakat, hingga kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana letak kegunaan dan manfaatnya? Pertanyaan ini dikupas secara mendalam oleh Prof. Dr. Sjafri Sairin, MA. Pertanyaan kedua adalah; bagaimana sebenarnya latar belakang dari kebijakan pemerintah sehingga memutuskan untuk memisahkan mata pelajaran antropologi dan sosiologi serta menempatkannya pada jurusan bahasa pada kurikulum SMA? Untuk pertanyaan ini, giliran Drs. Zulfikri Annas, M. Ed mengulasnya dengan panjang lebar.
            Mengikuti seminar ini hingga selesai, saya amat tertarik dengan ulasan dari nara sumber kedua, yaitu mengulas latar belakang pemisahan kedua mata pelajaran itu oleh Kemendiknas yang saat itu masih bernama sebagai Departemen. Karena bagi saya, pentingnya antropologi dalam kehidupan sudahlah saya yakini. Oleh nara sumber kedua, terungkap alasan peminggiran antropologi adalah timpangnya kompetensi siswa yang hanya berhasil pada aspek kognitif namun payah dalam afektif dan psikomotoriknya. Siswa begitu paham dengan pengetahuan tapi tidak memberikan effect perubahan sikap dalam dirinya, sehingga, mata pelajaran antropologi yang mengajarkan untuk memahami sistem nilai yang beragam dalam kehiduapan itu-pun kemudian dipandang tak perlu terlalu banyak diceramahkan! Bagi pemerintah, hal yang perlu dioptimalkan adalah penguasaan siswa pada aspek afektif dan psikomotoriknya. Disinilah letak keheranan saya, bagaimana mungkin kesalahan terletak pada tidak tercapainya Kompetensi afeksi dan psikomotor siswa namun mata pelajaran antropologi yang kena imbasnya? Padahal, kedua kompetensi itu dituntut pada setiap mata pelajaran? Jika begitu alasan pemerintah meminggirkan mata pelajaran antropologi pada kurikulum SMA, saya khawatir, pada gilirannya mata pelajaran agama yang akan dipinggirkan, entah dalam bentuk seperti apa. Kita tahu, tanggung jawab afeksi dan psikomotor terutama ada pada agama. Jika tidak saja memberikan perubahan sikap dan tindakan yang baik pada siswa, untuk apa pula diceramahkan di kelas? Tidakkah hal ini sama persis dengan alasan yang muncul diatas? Tidakkah ada pilihan lain yang lebih solutif dan tak diskriminatif? Entahlah, semuanya akan menjadi rumit di tataran birokrat. Sudah keputusan yang punya kuasa, mau apa lagi? Begitu kurang lebih ungkapan yang tepat untuk menggambarkan.
            Disini, kita Cuma bisa berharap, mudah-mudahan organisasi-organisasi antropologi di Indonesia bisa memperjuangkan dan mengkomunikasihan keresahan ini kepada Pemerintah yang berwenang, karena konon katanya, Pak Menteri Pendidikan saat ini dikenal terbuka dan berwawasan budaya luas.
            Itulah sedikitnya yang saya dapatkan dari seminar tersebut. Bagi saya, sangat inform dan educate ! sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda disini. apa saja. monggo.