Teori Jiwa
Dimana kelakuan religi manusia itu terjadi karena manusia mulai sadar akan faham jiwa. Menurut Tylor kesadaran akan faham jiwa disebabkan dua hal, yaitu: a) perbedaan yang tampak pada manusia antara hal yang hidup dan hal yang mati. Bahwa hal yang bergerak itu hidup dan mereka sadar bahwa ada yang menggerakannya yaitu jiwa yang berada dalam jasmani manusia. b) Peristiwa mimpi, dimana dalam mimpi seseorang seolah – olah melihat tubuhnya berada dalam suatu tempat bukan ditempat tidur. Dan hal itu manusia mulai menyadari bahwa ada bagian dari dirinya diluar tubuh yang berada ditempat lain dan hal itu adalah jiwa.
Teori Batas Akal
J.G Frazer menjadi tokoh dalam teori ini. Menurutnya, manusia memecahkan masalah – masalah dengan akal dan sistem pengetahuannya. Akan tetapi akal manusia ada batasannya. Dimana untuk hal – hal yang ghaib akal manusia belum bisa menjangkaunya. Oleh karena itu manusia menggunakan ilmu magic. Dimana ilmu ghaib itulah digunakan untuk memecahkan hal – hal yang berada di luar akal kemampuan manusia. Dengan itulah timbullah religi.
Teori masa krisis dalam hidup individu
Dalam bukunya tree of life M. Crawley mengemukakan bahwa religi muncul dari adanya krisis dalam individu yang menakutinya. Krisis tersebut berupa sakit, dan maut yang tidak bisa diatasi oleh kepandaian, tekhnologi dan kemampuan manusia. Dalam menghadapi masa krisis itu manusia melakukan perbuatannya untuk memperkuat iman dan menguatkan dirinya. Dimana sering dilakukan dengan upacara – upacara yang hal itu merupakan pangkal dari religi.
Teori kekuatan luar biasa
Diajukan oleh R.R Marret dalam bukunya The Threshold Of Religion. Marret mengecam teori animisme Tylor. Dia mengungkapkan bahwa pangkal dari segala kelakukan religi ditimbulkan karena suatu perasaan rendah terhadap gejala dan peristiwa yang dianggap biasadi dalam kehidupan manusia. Alam memiliki gejala – gejala dan peristiwa yang dianggap mempunyai kekuatan supranatural yang dianggap luar biasa. Dari hal itu muncullah kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan sakti yang ada dalam gejala, hal-hal, dan peristiwa yang luar biasa yang disebut praeanimisme.
Teori Sentimen Masyarakat
Dalam bukunya Les Elementaires de la Vie Religieuse, Durkheim mengumumkan suatu teori yang baru tentang dasar – dasar religi yang belum pernah dikemukakan oleh sarjana – sarjana terdahulu. Teori ini berpusat pada beberapa pengertian dasar, yaitu: 1) Makhluk manusia ketika pertama muncul di muka bumi, mengembangkan aktivitas religi bukan karena pikiran bayangan abstrak, emosi keagamaan, atau yang lainnya melainkan pengaruh dari suatu rasa sentimen masyarakat. 2) Sentimen kemasyarakatan dalam batin manusia dahulu berupa komplek perasaan yang mengandung rasa terikat, rasa bakti, cinta, dsb terhadap masyarakat sendiri, yang merupakan seluruh alam dunia tempat ia hidup. 3) Sentimen kemasyarakatan itulah yang menimbulkan emosi keagamaan yang juga merupakan pangkal dari kelakuan keagamaan. Sentimen ini harus dikobarkan terus dengan cara kontraksi masyarakat, yaitu melakukan mengumpulkan seluruh masyarakat dalam pertemuan raksasa. 4) Emosi keagamaan yang timbul karena rasa sentimen kemasyarakatan membutuhkan suatu obyek tujuan. Sifat yang menjadi obyek tujuan bukan karena megahnya, ajaibnya, anehnya melainkan anggapan umum dalam masyarakat. Dimana obyek tersebut juga bersifat keramat atau sacret bukan profane. 5) Obyek keramat tidak lain daripada lambang suatu masyarakat. Dimana dapat berupa binatang, tumbuhan dan juga bisa benda – benda keramat.
Teori Firman Tuhan
Tokohnya adalah W. Schmidt dan A. Lang. Menurut mereka kepercayaan pada masyarakat kepada dewa yang tertinggi merupakan bentuk religi yang tertua. Dan hal itu memperkuat anggapan akan adanya Titah Tuhan Asli. Schmidt percaya bahwa agama berasal dari titah Tuhan yang diturunkan kepada makhluk manusia pada permulaan muncul di muka bumi.
Unsur – unsur Religi
Unsur – unsur religi ada empat yang pokok, yaitu: 1) Emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan kelakuan keagamaan. 2) Sistem kepercayaan atau bayang – bayang manusia tentang bentuk dunia, alam, alam ghaib, hidup, maut, dsb. 3) Sistem upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia ghaib berdasarkan atas sistem kepercayaan tersebut. 4) Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan dan mengaktifkan religi beserta sistem upacara-upacara keagamaan.
Bentuk – bentuk religi
Dalam bukunya tersebut, Koentjarangingrat mengedentifikasikan religi dalam beberapa bentuk.
1. Fetishism, ialah bentuk religi berdasarkan kepercayaan akan adanya jiwa dalam benda-benda tertentu, dan terdiri dari kegiatan keagamaan yang dilakukan untuk memuja benda – benda berjiwa itu.
2. Animism, ialah bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan bahwa di alam sekeliling tempat tinggal manusia diam berbagai macam ruh, dan yang terdiri dari aktivitas keagamaan guna memuja ruh tadi.
3. Animatism, ialah bukan bentuk religi, melainkan suatu sistem kepercayaan bahwa benda – benda dan tumbuh – tumbuhan sekeliling manusia itu berjiwa dan berpikir seperti manusia.
4. Prae-animism, ialah bentuk religi berdasarkan kepercayaan kepada kekuatan sakti yang ada dalam segala hal yang luar biasa dan terdiri aktifitas keagamaan yang berpedoman terhadap kepercayaan tersebut.
5. Totemism, ialah bentuk religi yang ada dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok kekerabatan unilineal dan berdasarkan kepercayaan bahwa kelompok unilineal tadi masing – masing berasal dari dewa – dewa nenek moyang.
6. Polytheism, ialah bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan kepada satu sistem yang luas dari dewa-dewa, dan terdiri dari upacara – upacara guna memuja dewa atau Tuhan tadi.
7. Monotheism, ialah bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan kepada satu Tuhan, dan terdiri dari upacara-upacara guna memuja Dewa atau Tuhan tadi.
8. Mystic, ialah bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan kepada satu Tuhan yang dianggap meliputi segala hal dalam alam dan sistem keagamaan ini terdiri dari upacara-upacara yang bertujuan mencapai kesatuan dengan Tuhan.
Ilmu Ghaib
Pengetahuan dan ilmu untuk menyembuhkan penyakit dalam masyarakat lokal sering dilakukan oleh dukun dengan bantuan ilmu gaib. Seringkali dalam praktek religi masih terdapat hal – hal gaib atau yang sering kita sebut sebagai hal yang keramat selain itu banyak upacara ilmu gaib yang mendapat sifat religi, misalnya di Yogyakarta upacara membersihkan benda – benda pusaka yang keramat di dalamnya diselingi hal – hal yang berbau religi. Jadi dapat disimpilkan bahwa kelakuan religi sering bersifat keramat sehingga sulit membedakan religi dengan ilmu gaib. Religi dan ilmu gaib sering berdasarkan konsep yang terkandung dalam sistem kepercayaan yang sama, dan dapat dilihatupacara keagamaan mungkin bersifat ilmu gaib, atau upacara ilmu gaib menjadi upacara keagamaan.
Dasar-dasar ilmu ghaib adalah kepercayaan terhadap kekuatan sakti dan hubungan sebab menyebab menurut hubungan-hubungan asosial. Asosiasi itu adalah bayangan-bayangan baru sehingga terjadi suatu rangkaian bayangan-bayangan. Dimana hubungan-hubungan yang menyebabkan asosiasi adalah misalnya persamaan waktu, persamaan wujud, totailet dan bagian, dan persamaan bunyi sebutan. Dalam masyrarakat juga terdapat upacara ilmu gaib yang disini terdapat bermacam-macam jenis. Dimana menurut J. Frazer membagi ilmu gaib menjadi imitative magic dan contagious magic. Imitative magic merupakan perbuatan ilmu gaib yang menirusemua keadaan yang sesungguhnya ingin dicapai. Contagious magic meliputi semua ilmu magic yang berdasarkan pendirian suatu hal berhubungan dengan hal lain berdasarkan hubungan asosiasi. Secara umum juga terdapat klasifikasi ilmu gaib putih dan ilmu gaib hitam. Dimana ilmu gaib putih merupakan ilmu gaib yang berguna untuk masyarakat dan yang memberi keuntungan dan kebahagiaan kepada orang, dan sebaliknya ilmu gaib hitam adalah ilmu gaib yang mendatangkan bencana, penyakit kepada masyarakat.
Kalau diperinci secara khusus ilmu gaib dapat dibedakan menurut fungsinya yaitu 1) Ilmu gaib produktif (berkaitan dengan bercocok tanam, produksi, perdagangan ,dll). 2) Ilmu gaib penolak (menolak bencana, penyakit, hama pada tumbuhan, dll. 3) Ilmu gaib agresif (guna-guna, santet). 4) Ilmu gaib meramal (meramal dengan perhitungan hubungan-hubungan antara bintang, berdasarkan tanggal lahir, dll).
2 komentar:
izin copas gan........
terimakasih atas informasi nya.,. follow my twitt @kohardinfinity
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda disini. apa saja. monggo.